INTERAKSI SOSIAL

PENDAHULUAN
1. Interaksi sosial adalah hubungan manusia yang berdasarkan norma dan nilai sosial.
2. Interaksi sosial manusia terjadi karena manusia makhluk sosial.
3. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial.
CIRI CIRI INTERAKSI SOSIAL
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri – ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
SYARAT INTERAKSI SOSIAL ADALAH KONTAK SOSIAL DAN KOMUNIKASI
KONTAK SOSIAL
Kata “kontak” (Inggris: “contact”) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab
orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
SIFAT KONTAK SOSIAL
POSITIF: Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama
NEGATIF: Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik
PRIMER: Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan.
SEKUNDER: Kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke
rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan.
LIMA UNSUR KOMUNIKASI
1. KOMUNIKATOR
yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2. KOMUNIKAN
yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3. PESAN
yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4. MEDIA
yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5. EFEK
yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
TIGA TAHAP PENTING KOMUNIKASI ADALAH ENCODING, PENYAMPAIAN DAN DECODING
ENCODING
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
PENYAMPAIAN
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
DECODING
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
FAKTOR DASAR TERBENTUKNYA INTERAKSI
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
IMITASI
Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk
melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif,  kecerdasan buatan, studi
hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
IDENTIFIKASI
Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu
dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya
nanti mengenalinya mudah.
SUGESTI
Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
MOTIVASI
Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
SIMPATI
Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
EMPATI
Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.
PROSES SOSIAL DALAM INTERAKSI SOSIAL
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
BENTUK BENTUK INTERAKSI
INTERAKSI YANG ASOSIATIF: kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi
INTERAKSI YANG DISOSIATIF: persaingan, kontravensi, konflik
KERJASAMA
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
KERJASAMA (COOPERATION) dibedakan lagi menjadi:
1. kerjasama spontan (Spontaneous Cooperation), merupakan kerjasama serta merta
2. kerjasama langsung (Directed Cooperation), merupakan hasil perintah atasan/ penguasa
3. kerjasama kontrak (Contractual Cooperation), merupakan kerjasama atas dasar tertentu
4. kerjasama tradisional (Traditional Coopertaion), merupakan bentuk kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem social
AKOMODASI
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
ASIMILASI
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
AKULTURASI
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
PERSAIANGAN
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
KONTRAVENSI
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur
kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
KONFLIK
Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
BENTUK KONTRAVENSI MENURUT LEOPOLD VON WIESE
KONTRAVENSI UMUM
meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
KONTRAVENSI SEDERHANA
seperti menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum, memaki-maki melalui surat-surat selebaran, mencerca, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dst.
KONTRAVENSI INTENSIF
penghasutan, menyebarkan desas desus, mengecewakan pihak lain, dst.
KONTRAVENSI RAHASIA
umpamanya mengumumkan rahasia pihak lain.
KONTRAVENSI TAKTIS
misalnya dalam kampanye parpol (pemilu) memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, imtimidasi, dst.
BENTUK BENTUK KERJASAMA
BARGAINING
Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian tentang pertukaran barang/ jasa antara 2 organisasi atau lebih.
KOOPTASI
Ko-optasi (Co-optation), yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari adanya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
KOALISI
Koalisi, yaitu kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
JOINT VENTURE
Join-Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalkan pemboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan.
BENTUK BENTUK AKOMODASI
Coercion, Compromise, Arbitration, Mediation, Conciliatiion, Toleration, Stalemate, Ajudication
COERCION
Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Pelaksanaannya, secara fisik (secara langsung) dan secara psikologi (secara tidak langsung). Contoh: perbudakan, interaksi sosialnya didasarkan pada penguasaan majikan atas budak-budaknya.
COMPROMISE
Compromise, yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang dasar.
ARBITRATION
Arbitration, yaitu suatu cara untuk mencapai compromise, jika pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri (biasanya melalui pihak ke-3 yang kedudukannya lebih tinggi dari 2 pihak yang bertentangan).
MEDIATION
Mediation, yaitu hampir mirip arbitration, tapi pihak ke-3, kedudukannya hanya sebagai penasehat belaka dan tidak punya wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan tersebut.
CONCILIATION
Concilitiation, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama (lebih lunak daripada coercion).
TOLERATION
Toleration (tolerant-participation), yaitu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya, yang muncul secara tidak disadari/ direncanakan.
STALEMATE
Stalemate, yaitu suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangan, karena masing-masing pihak sudah tidak ada kemungkinan untuk maju atau mundur.
AJUDICATION
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
HASIL HASIL AKOMODASI
1. Akomodasi dan integrasi masyarakat (menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru).
2. Menekan oposisi
3. Koordinasi pelbagai kepribadian yang berbeda
4. Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan yang baru atau keadaan yang berubah
FAKTOR PENDORONG ASIMILASI
PROSES ASIMILASI TIMBUK BILA ADA
1. kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
2. orang-perorangan sebagai warga kelompok tersebut saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama
3. kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia masing-masing saling menyesuaikan diri
FAKTOR YANG MEMPERMUDAH TERJADINYA ASIMILASI
1. toleransi
2. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan
6. perkawinan campuran (algamation)
7. adanya musuh bersama dari luar
FAKTOR YANG MENGHAMBAT TERJADINYA ASIMILASI
1. terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya golongan minor)
2. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3. perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan tertentu/ kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan/ kelompok lainnya
5. perbedaan cirri-ciri badaniah/ warna kulit
6. in-group feeling yang kuat
7. jIka golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
8. perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi